Kamis, 12 Mei 2016

Jangan Lupa, Daerah Perbatasan Juga Butuh Perhatian

Berita Harian - Putussibau: Daerah perbatasan memang rentan akan banyak permasalahan. Di antaranya nasionalisme, tenaga kerja ilegal, intervensi dari negara lain dan sebagainya.

"Daerah perbatasan selalu mengalami krisis. Kita dari pusat harus lebih peka terhadap persoalan di perbatasan. Karena apa yang terjadi di daerah tidak mudah sampai ke pusat. Banyak keluhan dari anak bangsa yang ada di perbatasan," ujar Wakil Ketua MPR Oesman Sapta saat menyerap aspirasi masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu di Aula DPRD Kabupaten Kapuas Hulu, ibu kota Putussibau, Kalimantan Barat, Kamis (12/5/2016).

Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang (Foto:Dok.MPR)
Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang (Foto:Dok.MPR)

Menurut pria yang kerap disapa Oso ini, kesulitan daerah yang bukan perbatasan beda dengan daerah perbatasan.

"Karena ada di batas negara lain. Negara lain itu memanfaatkan kekurangan-kekurangan kita. Itu yang harus kita waspada," ucapnya.

Selain itu, dirinya juga mengatakan kegiatan serap aspirasi ini, pesannya bisa diteruskan sampai ke tingkat nasional. Menurutnya, apa yang harus dilakukan oleh aparat, bukan berarti belum menyentuh masyarakat.

"Perhatian pemerintah sudah luar biasa, cuma belum maksimal di perbatasan. Perhatian pemerintah di perbatasan belum maksimal," papar pria asal Kalimantan Barat ini.

Untuk diketahui, Kapuas berpenduduk  235 ribu jiwa dan berada di ujung timur Kalimantan Barat  berbatasan langsung dengan Serawak. Luas Kabupaten Kapuas Hulu 3,1 juta hektare.

"Terdiri dari bermacam suku dan agama, tapi tetap harmonis," ujar Bupati Kapuas Hulu A.M. Nasir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar